Thursday, July 30, 2009

sebuah renungan

Siang tadi saat menempuh perjalanan menuju Surabaya tidak seperti biasa saya menggunakan jasa bis kota (biasanya pake motor, agak gampang mabuk darat soalnya). Di dalam bis seperti biasa selalu ada pengamen yang mecoba peruntungannya dari penumpang-penumpang yang ada di dalam bis kota jurusan bungurasih – bratang itu. Namun kali ini seorang pengamen wanita ini cukup menarik perhatian saya. Bukan karena saking bagusnya suaranya atau lagunya (maaf, menurut saya suaranya tidak cukup bagus untuk diperdengarkan kepada orang lain). Bukan pula karena saking cantiknya wajahnya. Tidak, bukan karena alasan-alasan itu. Wanita ini, bila sudah bisa disebut wanita, kelihatannya umurnya masih cukup muda. Paling tidak belum ada 23 tahun lah. Atau bahkan mungkin masih di bawah 20 tahun. Dia menyanyi dengan sangat tidak menghibur bila dia memang layak disebut pengamen yang biasanya mengais rezeki dengan menghibur orang lain lewat musik yang dia buat. Tidak ada alat musik, hanya bertepuk tangan dan mengeluarkan suaranya sekenanya. Sampai-sampai lagu yang saya sukai jadi tidak bagus lagi. Namun tiba-tiba ada sesuatu yang menarik perhatian saya.
Crek..crekk..crekkk… eh kok ada bunyi-bunyian aneh, pikir saya. sepertinya itu suara krempyeng (tutup botol yang dipipihkan,red). Dan yang membuat saya terkejut adalah ketika akhirnya saya melihat seorang bocah perempuan, balita tepatnya, yang berdiri tidak jauh dari wanita pengamen tadi. Balita itu, saya yakin umurnya tidak jauh dari 1 tahun. Masih sangat kecil sekali. Bayangkan saja, bocah sekecil itu, berdiri di atas bis dengan memainkan krempyengnya (krempyeng ibunya mungkin). Hebatnya lagi dia (bocah itu) yang pastinya baru saja melewati fase belajar berjalan, sudah bisa berdiri tegak di atas bis. Tanpa berpegangan dan dipegangi oleh apapun dan siapa pun. Miris sekali saat saya melihatnya. Saya jadi teringat, bahkan saya pertama kali berani naik angkot dengan adik saya saat kelas 5 SD. Itupun karena terpaksa karena tidak ada yang menjemput saat pulang sekolah. Naik bis baru berani sendiri ketika sibuk daftar kuliah.
Kembali lagi dengan bocah balita tadi… dia hanya mengenakan pakaian yang maaf, agak bolong. Bajunya lengan pendek dan rok pendek juga. Padahal surabaya panas sekali seperti ini. Kasian sekali. Kemudian saya lihat lagi wanita pengamen tadi. Sampai saat ini saya masih berpikir kalau dia ibu dari balita perempuan itu karena balita itu sesekali tersenyum dan tertawa kepadanya. Wanita ini memakai kaos lengan panjang yang dipadukan dengan celana jeans panjang juga. Lalu kenapa dia tidak memberi pakaian yang layak kepada putrinya? Hal ini yang menjadi pertanyaan di benak saya.
Jujur saya berharap dugaan saya salah mengenai hubungan ibu dan anak antara balita dan wanita pengamen itu. Mengapa begitu? Saya tidak habis pikir mengapa wanita dengan usia semuda itu sudah memiliki tanggung jawab yang begitu besar. Ke manakah suaminya? Bukankah bekerja adalah hak dan kewajiban laki-laki. Dan bahkan balita sekecil itu juga dilibatkan dalam tanggung jawab orang tuanya untuk mencari nafkah. Balita yang pada umumnya sedang giat-giatnya bermain sambil belajar. Balita yang biasanya cuma menangis dan merengek pada ibunya. Mungkin di luar sana, di berbagai kota besar lainnya (bahkan tidak menutup kemungkinan kota kecil juga) banyak terjadi kasus serupa dengan apa yang saya lihat sekarang ini. Seorang pengemis wanita dengan menggendong anaknya tentunya sudah menjadi pemandangan yang familiar bagi kita. Tapi kejadian balita kecil yang berdiri bis sambil main krempyeng sendiri adalah kali pertama bagi saya. Saya mengerti, mengikutsertakan anak kecil dalam hal ini akan lebih memudahkan mereka untuk mendapatkan simpati. Saya tidak tahu harus kasihan atau malah menghujat. Tapi menghujat siapa? Perlukah melibatkan kombas perlindungan anak? Tapi sekali lagi, siapa yang bersalah dalam hal ini? Situasi kah? Keadaan yang tidak berpihak pada mereka yang memaksa mereka melakukan segala cara. Jadi apa harus kasian kah? Kasihan karena mereka tidak seberuntung kita sekarang. Atau mungkin memang kehidupan jalananlah yang begitu berat hingga tak mampu ternalar lagi oleh saya……

Monday, July 27, 2009

KOPI LUWAK ASET kebanggaan INDONESIA

Sudah pernah dengar bukan tentang dahsyatnya kopi luwak. Boleh jadi kopi ini merupakan salah satu kebanggaan bangsa kita Indonesia. Bagaimana tidak, kopi ini menduduki ranking pertama kopi termahal di dunia. Ruarrr biasa gag seh! Untuk kopi kering saja, biasanya rentang harga berkisar 900 ribu sampai satu juta dua ratus rupiah. Nah, bisa dibayangkan bukan berapa mahalnya harga kopi yang sudah jadi? Pasti jauh berbeda dengan satu pak kopi yang kita bel di warung sebelah. Sebuah kafe di Bali mematok per mocca pot kopi luwak seharga 200 ribu rupiah. Pot ini biasanya cukup dinikmati untuk 3 orang. Bahkan di salah satu kafe kopi terkenal di Inggris, harga secangkir kopi luwak mencapai satu juta rupiah.

Sekedar info, kopi memiliki buanyak sekali jenis, kurang lebih ada 70 spesies. Namun jenis kopi yang eksis dikembangkan dalam urusan perdagangan adalah dua jenis, yaitu robusta dan arabika. Kopi arabika cenderung lebih populer hingga dikonsumsi hampir 60 persen di dunia. Pohon kopi arabika biasanya ditanam di dataran tinggi. Kadar kafeinnya cukup rendah, sekitar 1,5 %. Berbeda dengan kopi arabika, kopi robusta biasanya ditanam di daerah yang lebih rendah daripada kopi arabika. Kadar kafeinnya juga jauh lebih besar, hampir 2 kali lipatnya. Produksi kopi jenis ini mencapai sepertiga produksi kopi di dunia.

Nah, lalu bagaimana dengan kopi luwak? Ini dia kopi andalan kita. Kopi mahal gituuu! Harganya yang tinggi boleh jadi disebabkan karena kelangkaannya. Bagaimana tidak, di Indonesia saja produksinya hanya sekitar 200 kg per tahunnya. Dan diperkirakan ada 500 kg kopi luwak yang diperdagankan di dunia per tahunnya. Meskipun harganya yang sangat mahal, kopi luwak tak pernah kehilangan pengagum, bahkan yang ada malah penikmatnya semakin banyak saja. Para penikmat kopi luwak meyakini, di balik cita rasanya yang sangat khas, ada yang bilang bahwa rasanya lembut dan berasa tanah, kopi luwak dipercaya dapat meningkatkan stamina tubuh. Untuk hal yang satu ini memang belum ada research yang pasti untuk membuktikan kebenarannya. Bisa jadi, hal ini merupakan sugesti dari dalam diri sendiri, ya khan? Akibatnya, setelah menikmati kopi luwak, tubuh benar-benar terasa berstamina. Begitu bukan?

Kopi luwak, sesuai dengan namanya, luwak berperan penting dalam pproduksinya. Luwak adalah sejenis musang pemakan buah-buahan. Luwak memiliki kemampuan unik untuk memilih kopi bermutu baik untuk menjadi makanannya. Hebat bukan? Percernaan luwak juga sangat unik. Di dalam perut luwak, sistem pencernaannya hanya mencerna daging buah saja, sedangkan bijinya tidak ikut dicerna. Akibatnya, biji kopi ikut keluar bersama kotoran sisa pencernaan luwak. Menjijikkan memang bila ingat bahwa kopi luwak diambil dari kotoran hewan. Jangan khawatir, untuk ukuran produk populer internasional tentunya kopi luwak telah diproses sedemikian rupa hingga bersih..sih. diusahakan juga bakteribakteri yang melekat bersama kotoran juga musnah dari biji kopi luwak.

Lalu bagaimana dengan halal atau tidaknya kopi luwak, mengingat produk ini diambil dari hasil pencernaan hewan? Mengenai hal ini juga belum ada kepastian yang jelas akan halal haramnya. Sebagian ulama mengatakan haram, dan sebagian lainnya masih meragukan halal haramnya. Ada pula seorang ulama mengatakan bahwa bila barang tersebut tidak bersentuhan langsung dengan najis (kotoran luwak, red), maka masih boleh dihalalkan. Artinya hanya kulit terluarnya saja yang terkena kotoran. Lain halnya bila barang itu sudah bercampur dengan kotoran, maka haramlah jadinya. Nah yang saya tidak mengerti adalah apakah memang ada kulit terluar (kulit ari) pada biji kopi luwak yang keluar bersama kotoran luwak tersebut? Namun di luar perdebatan haram tidaknya kopi luwak, saya tetap merasa bangga dengan adanya kopi luwak sebagai produk asli Indonesia yang digilai semua pecinta kopi di dunia. Benar tidak?

Tuesday, July 21, 2009

RAKER sambil LiBUran






Kamis, 16 juli 2009 kami sudah berjanji untuk berkumpul di depan gedung SCC untuk bersama berangkat ke lokasi (Pacet,red). Aku dan seorang teman cewek, RIzka, janjian untuk berangkat bersama ke sana dari tempat kos kami dengan berjalan kaki (saat itu masih sungkan mau ngerepotin temen2 yang lain buat jemput ke kos). Akibatnya, berjalan kami beriringan dengan membawa beban masing2 yang beribet banget mungkin bagi orang ngeliat. Betapa tidak, kami di pacet rencananya cuma 3 hari 2 malem, tapi barang bawaannya,, bueeeeehhh….. kata anak2 cowok sih, kayak mo pindahan. Ages ajah (temen cewek juga) gag sebanyak itu barang bawaannya. Dia cuma bawa 1 tas doang.

Jelas aja aku bawa banyak bawaan, belaku. Aku khan masi bawa laptop di punggungku. Wew, berat bok! Kalo si Rizka akhirnya ngerelain sepatunya dititipin di kosku biar bisa ngereduksi bawaannya. Nah, jadilah sekarang, hanya kami berdua yang cuma modal sandal yang dipake saat itu. No shoes, no anything else.

Saking leletnya jalan, ato mungkin karena beratnya bawaan, ato kayaknya tepatnya kami emang berangkat gag on time kali ya, kami b’dua dateng telat, ampir jam 8 am, padahal janjiannya jam 7 tepat kumpul. Ups, but where is the chief? Wah si mamenk belum kliatan bahkan ampe ampir jam 9. Katanya sih dia lagi ngantri buat boker. Hahaha ada2 aja temen2 baruku ini. . tapi nyenengin juga. Bikin betah. Tingkahnya konyol2.

Pas mamenk uda dateng, kayakna jam 9 kami berangkat. Kami semua ada 8 orang. 3 ce dan 5 co. kita pake 4 motor. Ricky ma lambert, mamenk sama rizka. Aslinya sih anggotanya ada 19 orang tapi banyak yang berhalangan ikut. Yah, mo gimana lagi. Ya gag?

Rupanya kesialan belum beranjak pergi dari our precious chief, si mamenk. Di tengah perjalanan, ban depan motornya bocor. Jadinya kita stop dulu nunggu nambal ban. Wah lumayan juga bisa break bentar. Punggungku serasa mo patah menahan beban segitu beratnya. Kita rehat di daerah mojokerto, di deket indor futsal field yang baru buka. Entah aku lupa namanya. Setelah se jam kami meneruskan perjalanan. Kata angga sih (yang ngasih aku tumpangan,red) ni udah mulai masuk jalanan yang ok punya. Ehmm.. iya kayakna bener juga. Jalannya mulai naik, uda mulai masuk daerah pegunungan kayaknya. Samping kanan kiri pemandangannya agak bagusan, bukan mobil en truk lagi. Agak segeran juga. Dingin pula. Tapi kata angga pacetnya masih agak jauh. Kira2 gag sampe sejam kemudian kami udah masuk daerah pacet. Tanjakan semakin banyak. Beban di punggung makin terasa membebaniku pas lagi jalan naik. Wah, kali ini gravitasi sedang gag berpihak nih. Kata chadiq, kalo uda masuk daerah ketinggian gini, kuping bisa berasa gimana gitu,. Agak kurang jelas juga kemarin. Yang aku tangkep sih gara2 tekanan udara yang makin gedhe (mungkin ya, gag yakin bener). Ntar deh kapan2 aku tanya ricky dulu, sang maestro fisika. Bukannya kuping bising, kepalaku malah yang rada pening. Kayak berasa muter2 gimana gitu.

Kami sampai di villa kira2 pas matahari tepat di atas kepala, jam 12 an gitu deh. Medannya agak berat untuk mencapai villa. Jalannya gag rata, bolong2, miring banget lagi, mungkin lebih dari 45 derajat. Susah banget deh pokoknya.. akhirnya mau gag mau kami yang numpang di boncengan memilih untuk jalan kaki aja daripada terjadi sesuatu yang gag diinginkan. Pas sampe di atas, rasanya rasa letih mendadak lenyap bagiku. Villanya bagus banget, lebih bagus dari yang aku bayangin. Sayangnya aku lupa nama villanya apa ya. Halaman depannya luas, mungkin sampe 10 meter. Banyak tanaman yang ditanam di situ. Nyenengin banget deh suasananya. Villanya di cat warna kuning agak orange gitu. Perfect! My lovely colour! Di halaman kiri ampe agak belakang ada taman yang gag gitu luas, paling 2 meteran lah. Ada ayunan, jungkat jungkit ampe prosotan. Wah, cocok nih buat yang kangen TK. Di dalem villa ada 6 kamar tidur, 3 di bawah, 3 di atas. kamar mandi ada 3, 2 di bawah, 1 di atas. Kamar di bawah kayaknya lebih lebar. Dalam 1 kamar ada 2 bed. Di lantai bawah ada juga ruang tamu, dapur dan ruang makan serta ruang tivi. Komplit deh. Recommended! Sewa per hari semalem kalo gag salah harganya 400 ribuan rupiah.

Aku langsung menuju ke lantai 2. Ada 1 kamar yang viewnya paling top. Kamar itu di pojokan, di depan kamar mandi. Wuizzzzz, pas buka jendela, viewnya keren banget. Berasa ad di awan deh. Sayangnya anak cewek2 yang lain pengen bed yang lebih gedhe, biar bisa dipake tidur 3 orang. Wah, masalah nih. Akhirnya aku ngalah tukeran kamar ama mamenk. Finally, kamar atas ada ditempati 3 cewek (dalam 1 kamar), mamenk ama angga masing2 1 kamar. Hiks,,, enak banget bisa tidur lega… di kamar bawah ada chadiq, ricky, dan lambert. Yang bikin aku ketawa ternyata dua kamar bawah tu kosong. Artinya, mereka b’tiga bobok barengan di 1 kamar. Hahahaha. Padahal aku aja pengen tidur lega. Dari kabar yang aku denger sih,ternyata si maestro fisika uh sensi banget ama yang halus2. Ahahaha. Bener2 lucu2 temen2ku ini. Setelah solat dzuhur bareng, lunch juga, mamenk langsung menginstruksi kami untuk memulai rapat. Rapat yang susungguhnya. Hiks.. capek pak! Rapat terus berlangsung hingga malam hari kira2 jam 10pm. Jeda dan break hanya dilakukan untuk sholat dan makan malam. Untungnya ketuanya mamenk. Untungnya mamenk kalo galak gag gitu nakutin. Untungnya suasana rapat gag gitu tegang yang gimana gitu. Jadi masih ada sedikit guyon ketika kami semua merasa letih dan jenuh. Dari sehari kami semua bersama, aku mulai bisa membaca karakter teman2 baruku ini. Mereka semua unik. Menarik untuk diamati bagaimana mereka bertindak, berpikir dan melakukan spontanitas.

Dari semua teman, aku paling terkejut dengan ricky. Dia teman se SMA denganku, se hometown. Tapi rasanya aku baru benar2 kenal dia pada kesempatan kali ini. Dia banyak beruabah belakangan ini. Dari image maestro super pendiam menuju sang hokage liar. Hahahaha, tapi menurutku itu adalah perubahan positif di mana dia bisa lebih membuka dirinya untuk sekitar, mengekspresikan apa yang ada di benaknya. Dia tau kapan harus serius dan kapan harus menjadi liar. Hahaha.. maaf rick ya.

17 juli 2009

Esok paginya mamenk membimbing kami untuk naik ke bukit yang sempat kulihat dari jauh. Indah sekali. Ada pohon2 cemaranya. Seperti di film twilight. Gag nyangka, alam kita punya yang kayak begitu. Subhanallah. Ini kali pertamanya aku mendaki. Rasanya susah dibayangkan. Susah diungkapkan. Entah kesambet apa, rasanya bersemangat sekali untuk terus menapkkan kaki ke langkah selanjutnya. Namun karena ada seorang teman yang sudah kecapekan, kami tidak sampai dan puncak bukit dan memutuskan untuk turun.

Setelah sarapan sambil nonton tivi, kami rapat lagi sampai malam lagi. Tapi aku sempat tidur siang pas temen2 cowok solat jumat. Wwew, lega banget bisa tidur nyenyak meski cuma sejam. Aku tidur di kamar bawah, yang emang dikosongin. Hmmmm.. rasanya semua penat lepas, bisa enak gerak pas tidur!

Pas malem, setelah rapat selesai, ada sesi sharing. Perkenalan diri dengan sejelas-jelasnya. The lucky number one adalah rizka. Hahaha dia kebagian dapet giliran pertama yang ngomong. Kasian juga, soalnya dia makhluk paling ngantuk seltelah aku. Giliran terakhir ada chadiq, sedangkan aku sebelumnya chadiq. Lumayan, agak belakangan. Semuanya dituntut untuk bicara jujur namun tanpa melibatkan unsur sari (sari? Wah aku agak lupa singkatannya apa, kalo gag salah sih termasuk ras, agama dan IPK) Setelah rizka, kemudian dilanjutkan ricky, truz angga, lambert, mamenk, dan ages. Giliran aku dan chadiq dipending buat besok pagi soalnya uda terlalu larut, ampir jam 1 am pas itu. Saking asiknya saling menggojloki jadinya gag kerasa kalo uda ampir pagi gitu.

Dari kegiatan sharing malem2 dan selama dua hari bareng2, aku semakin bisa menangkap karakter teman2. Lagi2, ini adalah kegiatan yang sangat mengasyikkan selain merumuskan peraturan2 yang manakutkan bagi kami. Ricky, sang maestro fisika ternyata orangnya gampang gondok, tapi ok lah, kayaknya gag parah2 amat. Masih under control. Sama juga kayak ages nih. Mirip2 gitu deh. Ternyata mirip muka juga mirip sifat yah. Hehehehe.. maaf ya rick. Tapi kalo ages nih hobi masak loh. Teladan deh pokoknya. Tak pikir2, aku yang paling males di dapur deh.

Kalo lambert orangnya menurutku tipe orang yang bisa jadi penengah. Pembawaannya tenang. Bisa ikut gila, bisa serius juga. Dia adalah peneriama beasiswa dari satu produk populer di Indonesia. Keren deh! Ok lah pokoknya. Kalo mamenk, ehhmmm.. jujur mamenk di luar dugaanku sebelumnya ketika pertama ketemu. Penilaian luar ternyata menipu ya. Terlihat agak slengek’an, rame abis dan gag mau diem. Maklum sih, dia yang paling muda di antara kami semua. Tapi eits,,, ternyata di balik semua itu dia punya sesuatu yang jujur bikin aku iri. Dia sangat terstruktur, dia mem planning jalan hidupnya, mimpinya. Hal yang sampe sekarang belum bisa lakukan walaupun aku sempat berpikir ke sana. Wew,, josh untuk sang precious chief, mamenk! Lanjutkan! Temen yang juga gag luput dari pengamatan, si angga chan! Maaf ngga, angga kun maksudnya! Soalnya dia agak bawel sih! Hmmm.. dia di luar perkiraanku juga. Sebelumnya tak kirain orangnya jaim an. Ternyata malah sekarang jaim less bgd. Diem kalo pas tidur doang. Orangnya kritis, maklum, mantan komting. Ya gag ngga! Orangnya gag perhitungan. Suka bantu tanpa pamrih (iya tah ngga?). hmm yah yang penting aku makasih deh atas tumpangannya yak. Gag pake urunan beli bensin lagi. Temen2 ku ini emang anak teladan ya!


18 juli 2009

Esok harinya setelah subuh kita langsung rapat lagi. Ada bagian yang belum selesai soalnya. Kurang dikit lagi. Setelah itu langsung ke sesi lanjutan tadi malem. Giliranku pak! Untungnya pertanyaan yang mengalir masih bisa diatasi. Maklum, temen2 nih kayaknya udah kebelet berangkat ke pemandian air panas nih. Giliran terakhir yaitu ke chadiq. Chadiq, temenku yang paling bijak dan selalu berpikiran dingin. Orangnya juga sabar banget. Enak kalo ngomong ma dia. sDia tipe orang yang sangat menikmati rapat, tapi ternyata bisa ngantuk juga pas rapat. Ya gag diq?yang lucu, chadiq selalu kalah kalo ditantang main game. Hahaha maaf ya diq, bukan maksud untuk mengerjai. Dia suka membantu, gag tega kali ya liat orang kerja ndirian. Paling sering bantu2 di dapur dia nih. Teladan wes pokok’e! sempat bantuin aku cuci2 alat2 masak dan piring2 abis masak nas gor. Sebenernya aku gag hobi cuci piring, tapi yah mo gimana lagi, udah gag bantuin masak, masa nyuci jugag mau. Ya gag? Sebenernya aku bukannya gag mau bantuin masak nasi goreng. Nasi goreng toh gampang khan. Pas liburan hampir tipa hari aku masak nas gor ampe bosen. But the problem is selera masak ages ma aku tuh beda. Yah, apa mau dikata. Bahkan pas aku bilang tambah kecap, ages bilang gag usa kecap. Yah udah lah, baiknya ku mengalah agar tak terjadi pertempuran darah. Pimpinan khan gag boleh dua orang, ntar malah gag isa jalan. Dapur emang udah jadi daerah kekuasaan ages. Hahaha. Maaf ya ges.

Jam sebelas lebih kami berangkat ke pemandian air panas. Ups, tapi ternyata ada air terjun juga. Wah asik! Ini nih yang dicari! Tiket masuk area wisata 3600 rupiah untuk dewasa, plus 1000 rupiah kalo bawa motor. Mahal gag? Pas udah di dalem area wisata, kita ati2 banget nyari tempat parkir. Soalnya angga bilang kalo parkir sembarangan ntar dikirain minta dicuciin motornya. So, ntar kita bayar plus deh mpe 10 ribu rupiah. Ck..ck..ck.. emang banyak ide yang orang Indonesia ini. Ada2 aja. Gag habis pikir aku. Akhirnya kami memarkir motor2 di depan pemandian air panas. Tempat parkirnya lumayan agak tertutup daripada yang lain. Ada atap yang disanggah beberapa tiang kayu. Setidaknya menurut kami, kemungkinan pencucian motor secara liar akan berkurang. Biaya parkir, 3000 rupiah.

Sesi selanjutnya adalah pencarian air terjun. Melewati hutan pinus buatan. Kawaiiiiii! Keren banget. Jalannya agak menanjak tapi gag bikin lelah. Lagi2 aku bersemangat sekali. Asik siih! Gag lama kemudian kami menemui sebuah air terjun. Subhanallah, indah sekali. Kata bapak yang lewat di sana, sebenarnya masih ada air terjun lagi di atas, tapi medannya susah banget. Jadi kami tidak mau ambil risiko. Setelah asik taking picture, kami turun lagi, menuju pemandian air panas.

Di pemandian air panas udah rame banget dengan orang2 yang lagi rekreasi. Tiket masuk 3000 rupiah untuk dewasa. Mamenk dan chadiq udah siap nyebur tuh. Rizka dan ages juga akhirnya ikut nyebur. Sisanya, termasuk aku, Cuma main air di sekitar, Cuma nyemplungin kaki ke air doang. Trus yang seru kita sempet lomba ngerendem telapak kai di kolam air yang lumayan panas menurut temen2. Nah di situ tuh anehnya menurutku gag panas2 amat, biasa ajah. Ya panas juga sih. Dari semua yang ikut lomba berendam kaki gila ini akhirnya tinggal lambert, angga dan aku. Trus lambert ikut nyerah, tinggal aku sama angga deh. Udah agak lama tapi masih belum ada yang nyerah. Aku sih sebenernya masih kuat ngerendem kakiku lebih lama, tapi.. akhirnya aku putusin buat nyerah. Yah, gimana ya. Khan gag enak juga kalo cewek ngalahin cowok. Hehehe.. maaf ya ngga. Yah, aku mending cari aman aja deh.

Setelah semua selesai bersih2 diri (kecuali lambert sama angga. Ih, dasar kalian itu!) kami bergegas meninggalkan pemandian kira2 hampir pukul 12. Kami menyempatkan untuk makan dulu sejenak sebelum kembali ke villa. Orang jual makanan di sana banyak banget. Hampir semua malah. Sampe sebelahan gitu. Yang dijual juga menunya macem-macem. Yang kulihat kemaren itu ada pecel, soto, rawon, bakso, mi goreng de el el. Pokoknya banyak deh. Harganya juga variasi. Dari yang harga miring sampe tegak (tegak tu kaya gmn ya?hihihi) kemarin tuh rombongan kita makan di warung deket pemandian. Aku, chadiq, mamenk, rizka, lambert beli bakso 6000 rupiah. Ages sama ricky memilih soto 5000 rupiah. Trus minumnya teh 1500 rupiah. Menurut temen harganya ini udah termasuk agak murah daripada kalo beli di warung2 yang agak bawah. Oia, kalo angga cuman beli goreng2an 4000 rupiah dapet 5 biji. Gag tau tuh, dia ngidam gorengan kayaknya. Trus ages ikutan beli gorengan 2000 rupiah eh malah dapet 3 biji. Hiihihi.. ages hoky ya. Angga lagi gag beruntung! So kesimpulannya orang sana tuh kayaknya gag mematok harga jual produknya. Tergantung mood penjual bisa jadi. Atau bisa juga dari attitude pembeli kali. Tuh ngga, mungkin kamu bikin sebel yang jual kali!

Sampe di villa, ternyata bapak penjaga villa udah beres2, udah nyapu2 ngepel2. Katanya sih, penyewa baru udah mau dateng. Wah untung sebelum berangkat ke air terjun tadi kita udah packing2, jadi sekarang tinggal sentuhan terakhir aja. Tepat jam 12.30 kami bertolak dari villa untuk menuju ke surabaya tercinta. (ery)

To be continue…..