Tuesday, May 19, 2015

Masih Perlukah Ujian Nasional Sekolah Itu?

Di hari yang panas ini, saya kenyang sekali. Hmm, tetapi saat ini saya sedang tidak ingin membicarakan makanan. Saya ingin membicarakan tentang sekolah. Sekolah yang sudah beberapa tahun saya tinggalkan, nampaknya memang sudah sangat berbeda dari zaman saya *kayak sudah umur berapa ya*. Ini dimulai dari seorang Ibu di kantor, yang membawakan kami makanan enak, sabu-sabu. Kami sibuk makan tetapi orang yang memberi entah berada di mana.

Ternyata si Ibu baik hati yang dermawan ini sedang sibuk di Diknas katanya, gara-gara nomor NIS (nomor induk siswa) milik putranya bermasalah *entah hilang atau ada kesalahan data diri*. Well, saya juga baru paham kalau sudah ada perubahan yang sangat jauh dari masa saya sekolah dulu. Sekarang, kartu NIS harus disimpan sejak siswa menjalani ujian nasional di bangku sekolah Dasar. Informasi data diri yang tersimpan di NIS ini tidak boleh salah, karena berakibat Anda harus sibuk wira-wiri ke diknas seperti Ibu di kantor saya ini. ZZzzz, rempong sekali ya.

Sunday, May 3, 2015

Wedding Preparation H-3m

Selamat malam dear pembaca, 
Tidak terasa, posting wedding preparation-nya sangat terabaikan ya. Memang, kemarin sedang sok sibuk, sibuk kerja dan kejar setoran ini itu. Tidak terasa juga, hari H-nya semakin dekat. Kalau ditanya bagaimana persiapannya sih saya masih cukup optimis bisa ready on time. 

Sejauh ini, persiapan yang sudah kami lakukan adalah memesan undangan (meskipun desainnya belum final, belum jadi), membeli baju koko untuk diberikan saat pengajian sebelum akad, memesan gedung resepsi, memesan make up dan sewa kostum akad beserta resepsi, memesan catering plus mobil pengantin, membeli cincin pengantin, membeli seserahan sudah 90%. Sedangkan PR yang harus kami kejar adalah memesan souvenir, menyewa kursi, lampu, sound, dan tenda untuk acara akad di rumah, menyelesaikan hiasan mahar, menyelesaikan hiasan jilbab, membuat buket bunga. 

Undangan dan souvenir memang dari rencana awal kami akan mencarinya di sekitar Jakarta Bekasi, karena saya khawatir pilihan orang tua tidak sesuai dengan selera saya, hehe. Kalau di post sebelumnya saya memang sangat berniat membuat sendiri souvenir pernikahan (DIY), tetapi nyatanya niat itu luntur karena hasilnya tidak sebagus yang saya bayangkan, kurang rapi tepatnya, dan saya tidak ingin mengambil risiko kalau souvenirnya tidak selesai karena saya sibuk menjahit rapi. Akhirnya minggu ini kami mulai hunting-hunting souvenir di pasar Jatinegara Jakarta. Banyak sekali jenisnya, yang sesuai budget, hingga kami pusing dibuatnya *pusing pala capeng*. Setelah cocok dengan satu jenis, kami agak ragu dengan ongkos kirimnya ke kampung. Agaknya kami masih harus mencari info lagi supaya souvenirnya tidak berat di ongkos. 

Untuk undangan, saya masih belum memberikan informasi tentang isi undangan, baru tanda jadi tadi. Pesannya di daerah Bekasi, dekat stasiun Bulan-Bulan. Banyak sekali usaha percetakan di sana, jadi tidak bakal kehabisan sample undangan yang cocok. Saya sendiri sudah ke sana beberapa minggu yang lalu tetapi tidak menemukan model yang cocok dengan harga yang on budget. Eh iseng-iseng mampir tadi malah langsung ketemu yang OK banget. Alhamdulillah. Saat ini saya masih mempertimbangkan akad nikahnya mau di rumah atau di masjid dekat rumah. Ada beberapa hal yang masih perlu dipikirkan.