Hari ini hari sabtu tapi pagi2 aku sudah harus ikut kuliah pengganti soto “sistem otomasi”. Uh, males banget rrasanya. Harus bangun pagi, mandi pagi, harus makan pagi pula. Aku berangkat ke kampus pukul 7 tepat (aku pikir sih pasti ntar molor2 gitu mulainya). Nyampe kampus jam 7 lebih sepuluh menit. Tapi eh ternyata kelas udah mulai di TI 101. wah, gag nyangka, dosennya on time banget, sempat kagum juga sih. Jarang-jarang ada dosen on time buener kayak gini. Biasanya kan paling gag kuliah lain molor 5-15 menit lah. Dosenku yang satu ini unik sekali dan menyenangkan pula, Mrs. M namanya. Setiap pertemuan kuliah rasanya ada saja hal baru yang ku dapat dari kelas beliau. Awalnya sih sempet takut2 gitu gara2 gag sengaja ikut kelas beliau. Maklum, dari gossip yg beredar di kalangan mahasiswa gitu deh, yang pelit nilai lah, yang killer lah, yang inilah, yang itulah, wess pokoknya bikin dag dig dug pas kul pertama. But you know what? Surprise!! aku bener2 gag nyangka (maklum, pertama tau). Beliau berwajah oriental, namun gaya berbicaranya gag seperti orang2 keturunan oriental yang pernah ku temui (for your information, kebetulan sekarang aku lagi punya murid les anak keturunan chinese). Mrs. M ini orangnya begitu bersahaja (menurutku) dan bijak juga.
Tau istilah tempe dua dimensi gag? Nah ini dia nih salah satu wawasan baru buat aku.
Tempe dua dimensi! Lucu skali kalo inget2. Tempe dua dimensi tuh maksudnya ya tempe goreng biasa, tapi saking tipisnya sampe gag bentuk 3 dimensi lagi menlainkan setipis kertas bagai 2 dimensi. Hahahaha.. ada2 aja dosenku satu ini. Satu lagi hal yang kuingat pada kuliah beberapa waktu yang lalu beliau berpesan kepada mahasiswa2 tajir supaya gag pelit ke temen2nya yang membutuhkan. Keren banget. Baru satu dosen ini ni! Salut deh buat ibu!
Hari ini kuliah ku bagai berubah menjadi kuliah kewarganegaraan. Kenapa begitu? Gimana enggak, untuk pertama kalinya, mataku berkaca2 memikirkan nasib negaraku tercinta yang makin hari kok rasanya tidak ada better progress. Di tulisanku kali ini aku ingin mengabadikan pesan2 yang beliau sampaikan di kelas (biar aku gag lupa). Memang, miris sekali bila mengingat betapa kayanya SDA di dalam bumi negara kita, namun tidak ada satu orang pun yang mau berbuat sesuatu untuk benar2 memperlakukannya dengan baik. Bukannya tidak bisa, tapi TIDAK MAU. Orang Indonesia pinter2 banyak! Banyak banget malah! Buktinya, anak2 Indonesia selalu menggondol perhargaan di olimpiade science maupun ajang bergengsi lainnya. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan otak orang Indonesia. Kita memiliki intelegensi yang tidak beda jauh dengan negara maju. Bedanya adalah, sangat sedikit sekali orang2 kita yang mau stand for Indonesia. Beliau bercerita, beberapa hari yang lalu datang utusan dari departemen sumber daya alam (mungkin, maaf sebelumnya kalau salah). Entahlah, pokoknya dari perusahaan pemerintah yang bergerak di bidang sumber daya alam. Untuk mengeksplorasi minyak di Indonesia, mereka mendatangkan perusahaan dari VIETNAM. Well, bisa kalian bayangin khan, bahkan teknologi kita jauh tertinggal dari Vietnam. Semakin miris saja. Mereka bilang bahwa teknologi eksploitasi minyak sangat sulit dan memerlukan keahlian tingkat tinggi. Kalo Vietnam bisa kenapa Indonesia gag bisa!? Orang Indonesia juga pinter2 kok! Buktinya banyak tenaga ahli asal Indonesia lho yang diperkerjakan di perusahaan2 asing di negara2 maju sono. Ini berarti kemampuan kita setara khan dengan mereka. Di universitas2 luar negeri, mahasiswa2 Indonesia yang menonjol kemampuannya. Misalnya saja adalah mahasiswa Indonesia berbakat yang kuliah di Nanyang Singapore (kita mahasiswa Indonesia turut berduka atas meninggalnya almarhum) dengan penelitian tugas akhirnya yang sungguh luar biasa dan jadi perdebatan hingga kini. Semoga kasus ini cepat selesai dan berakhir dengan baik dan adil tentunya.
Well back to the topic yak! Vietnam awalnya mungkin tahun 70 tau 80 an bahkan keadaannya jauh lebih terpuruj daripada kita. Namun kanepa mereka sekarang bisa bangkit dan bahkan (again) melangkah jauh meninggalkan kita. Jawabannya cuma satu! Kepedulian! Slama kurang lebih 10 tahun, Vietnam juga menggunakan jasa perusahaan asing untuk mengeksplorasi minyaknya. Namun di jangka waktu itu, mereka tidak tinggal diam menunggu minyak keluar dioleh, lau dijual, dikonsumsi. Enggak! Satu hal kelebihan mereka adalah mereka mau berusaha, berusaha memperbaiki dan membalikkan keadaan. Mereka bener2 serius belajar untuk menguasai teknologi perminyakan yang katanya luar biasa sasah itu! Dan hasilnya, well, liat aja ndiri. Sekarang gantian mereka malah keliling dunia jual jasa eksplorasi minyak. Nah, kapan Indonesia mau mandiri seperti negara ini? Kapan? ! Orang kita selalu bertanya tentang profit, keuntungan finansial apa yang didapat. Selalu kapital. Kapan sosialnya pak, buk?
Anda tau tidak lampu bohlam? Well kamu percaya gag bahwa itu barang impor! Busyet, bahkan barang konsumsi sehari2 gitu aja impor. Sampe sekarang ini indonesia cuma produksi kacanya doang (tau kan? Yang bulet di lampu bohlam itu lho). Sedangkan screw nya (yang bagian bawah buat masang di listrik) hingga saat ini kita masih impor dari China. Kenapa gag produksi ndiri? Gag bisa? Non sense! Bukan gag bisa, tapi gag mau! Alasannya apa? Lagi2 alasan duit, profit, dll. Lagi2 uang. Sudah berkali2 pihak jurusan aku ingin mengadakan training cara bikin screw ini, tapi gag pernah berhasil karena ganjalan ini nih. Mereka bilang gag guna! Gag guna coz ntar biaya produksi jadi mahal, padahal kalo beli dari China murah banget. Trus kalo semua pengusaha Indonesia punya pikiran kayak gini, kapan dung Indonesia majunya. Maunya cuma untung gedhe, tapi gag liat lingkungan sekitar.
Beras, gula, kedele, jagung, semua impor! Kapan mandirinya?!
I see, I hear, I know, I do, I feel, I remember, I write, I share... Pemimpi yang ingin beraksi :)
Tuesday, April 28, 2009
pemilu 2009
Tadi malam seperti biasanya aku berangkat ngajar ke daerah semolowaru. Ngajar les privet gitu de. Biasalah, mahasiswa nyari tambahan dikit-dikit buat makan. Kebetulan hari ini adalah hari dapet gaji, hehehehe.. jadi gag sabar, pengennya ngebutin motorku trus langsung sampe de. Pas tiba di rumah clien, ups.. klien kale biar kerenan dikit. Langsung aja masukin motorku ke halaman trus masuk ke rumahnya de. Rumah klienku ini menurutku gag terlalu mewah juga dibandingkan dengan rumah-rumah yang tadi aku lewati, tapi gaya hidupnya munkin sama glamornya, diilihat dari penampilan dan asset kekayaan yang mereka punyai. Laptop aja sampe gag kehitung, padahal aku punya satu ini aja uda untung dan bersyukur banget. Huah, dasar orang kaya, bingung kali ya mau make uang buat apa.
Yup, back to focused topic, sebenernya sih aku mau ngomongin soal stiker-stiker dan kartu-kartu kecil yang aku temuin di meja ruang tamu klien ku, namanya Sari, anak kelas 2 dio sebuah SMA swasta di Surabaya (lumayan terkenal sih). Nah, coba tebak stiker-stiker dan kartu apakah itu?? Yaaakk, jawaaabannya adalah itu foto-foto caleg DPRD Surabaya ama DPR tingkat Jatim. Trus aku iseng tanya ke Sari, “ngapain juga kamu ngumpulin barang ginian, papamu tim sukses ya?” trus dia malah bilang kalo stiker-stiker itu tiap pagi ato siang ato sore ditemuin nangkring di pager rumahnya. Aku Cuma bias geleng-geleng kepala. Emang sih, sebelumnya aku uda pernah liat langsung kejadian serupa di daerah kos-kosan daerah karangmenjangan. Jadi ceritanya sekitar setengah 7 pagi hari minggu, aku ngeliat ada ibu-ibu kira-kira umurnya 30-an gitu, pake baju merah, rambut sebahui, agak pendek (seenggaknya aku lebih tinggi dari dia, hehehehe,,), dia nyebarin banyak selebaran ukuran A5 yang berisi foto-foto caleg gitu deh beserta janji-janji tentunya. Entah, aku lupa dari partai apa. Dia taruh selebaran itu di setiap rumah yang dilewatinya (dia jalan kaki keliling gang-gang di daerah itu). Bila ada pagar, dia selipkan di celah-celahnya, bila gag ada pagar langsung dia lempar gitu aja de di teras orang. Diliat-liat dari penampilan sih kok kayaknya gag ada potongan aktivis partai ya (bukan maksud malecekan, maaf). Tapi emang bener loh, aku gag percaya banget kalo ibu itu adalah pengurus partai. Gayanya malah lebih mirip tukang tagih kredit (dia bawa tas yang dislempangin di bahunya). Aku lebih percaya bahwa ibu berbaju merah itu hanyalah orang suruhan, kalo diibaratkan caleg itu produk (maaf), ya ibu itulah salesnya. Yah sejenis sales gitu de.
Miris sekali rasanya bila caleg-caleg pembawa aspirasi warga dianalogikan dengan sebuah sebuah produk yang dijajakan dengan cara tidak berkelas seperti itu. Hal ini semakin menambah ketidakrespekkan ku terhadap partai-partai yang ada sekarang. Kenapa harusdengan cara seperti itu? Apa ada jaminan bahwa stiker dan selebaran itu akan diapresiasi oleh para pemilik rumah? Apa ada jaminan kalo barang-barang itu tidak hanya akan masuk bak sampah? Apa ada jaminan bahwa barang-barang yang seenaknya dilempar ke teras itu tidak akan terbang terbawa angin kemudian terinjak-injak, lecek, trus sobek de. Huh, capek de!! apakah tidak ada cara marketing yang lebih baik? Yang lebih intelek sebagai calon wakil rakyat?
Bagaimana cara kita, sebagai masyarakat yang punya hak pilih untuk menilai kompetensi mereka?aku rasa banyak cara yang lebih baik untuk pembuktian ini. Contohnya saja dengan acara adu argumen yang digelar oleh salah satu tv swasta. Menurutku cara ini lebih efektif dan tepat sasaran melebihi cara apapun (bahkan kalo dibandingkan dengan cara juru kampanye partai saat meneriakkan nama partainya di panggung, di depan massanya). Debate ini efektif karena dengan cara ini kita paling tidak bisa sedikit mengetahui bagaimana jalan berpikir para caleg atau bahkan capres cawapres kita. Terutama tentang potensi kejujuran mereka tentunya. Rakyat Indonesia udah bosan banget hidup dengan memberi makan si parasit, para koruptor yang terhormat! Aku ngerasa agak bingung juga mau nyontreng partai apa, caleg mana?!!! bayangin aja, ada 44 partai, trus kalo setiap partai ada 10 caleg, berarti aku harus milih dari 500 orang dong? Yang bahkan aku hampir sama skali gag kenal, gag tau gimana mereka, idealis mereka. Trus, apa ada saran untuk mencontreng? Apa kita hanya skedar contreng seenak tangan kita mencontreng. Atau dengan menghitung kancing? Huh,, super bingung. Trus gimana dengan golput? MUI sudah mengeluarkan fatwa kalo golput itu haram. Ada juga yang beranggapan, golput adalah sebuah kesaksian, jadi setiap harus menggunakan suaranya agar tidak terpilih pemimpin yang buruk. Paling tidak, kita harus memilih yang terbaik dari yang terburuk, bila memang begitu keadaannya.
Dengan diadakannya pemilu 2009 ini, semoga negara kita tercinta akan dapat menjadi lebih baik, dan tidak lupa mari kita senantiasa memanjatkan doa agar kita dapatkan pemimpin yang baik dari segala ha (mungkin memang tiada manusia yang sempurna, tapi paling yang mendekati sempurna lah,hehehehe..amin).
Yup, back to focused topic, sebenernya sih aku mau ngomongin soal stiker-stiker dan kartu-kartu kecil yang aku temuin di meja ruang tamu klien ku, namanya Sari, anak kelas 2 dio sebuah SMA swasta di Surabaya (lumayan terkenal sih). Nah, coba tebak stiker-stiker dan kartu apakah itu?? Yaaakk, jawaaabannya adalah itu foto-foto caleg DPRD Surabaya ama DPR tingkat Jatim. Trus aku iseng tanya ke Sari, “ngapain juga kamu ngumpulin barang ginian, papamu tim sukses ya?” trus dia malah bilang kalo stiker-stiker itu tiap pagi ato siang ato sore ditemuin nangkring di pager rumahnya. Aku Cuma bias geleng-geleng kepala. Emang sih, sebelumnya aku uda pernah liat langsung kejadian serupa di daerah kos-kosan daerah karangmenjangan. Jadi ceritanya sekitar setengah 7 pagi hari minggu, aku ngeliat ada ibu-ibu kira-kira umurnya 30-an gitu, pake baju merah, rambut sebahui, agak pendek (seenggaknya aku lebih tinggi dari dia, hehehehe,,), dia nyebarin banyak selebaran ukuran A5 yang berisi foto-foto caleg gitu deh beserta janji-janji tentunya. Entah, aku lupa dari partai apa. Dia taruh selebaran itu di setiap rumah yang dilewatinya (dia jalan kaki keliling gang-gang di daerah itu). Bila ada pagar, dia selipkan di celah-celahnya, bila gag ada pagar langsung dia lempar gitu aja de di teras orang. Diliat-liat dari penampilan sih kok kayaknya gag ada potongan aktivis partai ya (bukan maksud malecekan, maaf). Tapi emang bener loh, aku gag percaya banget kalo ibu itu adalah pengurus partai. Gayanya malah lebih mirip tukang tagih kredit (dia bawa tas yang dislempangin di bahunya). Aku lebih percaya bahwa ibu berbaju merah itu hanyalah orang suruhan, kalo diibaratkan caleg itu produk (maaf), ya ibu itulah salesnya. Yah sejenis sales gitu de.
Miris sekali rasanya bila caleg-caleg pembawa aspirasi warga dianalogikan dengan sebuah sebuah produk yang dijajakan dengan cara tidak berkelas seperti itu. Hal ini semakin menambah ketidakrespekkan ku terhadap partai-partai yang ada sekarang. Kenapa harusdengan cara seperti itu? Apa ada jaminan bahwa stiker dan selebaran itu akan diapresiasi oleh para pemilik rumah? Apa ada jaminan kalo barang-barang itu tidak hanya akan masuk bak sampah? Apa ada jaminan bahwa barang-barang yang seenaknya dilempar ke teras itu tidak akan terbang terbawa angin kemudian terinjak-injak, lecek, trus sobek de. Huh, capek de!! apakah tidak ada cara marketing yang lebih baik? Yang lebih intelek sebagai calon wakil rakyat?
Bagaimana cara kita, sebagai masyarakat yang punya hak pilih untuk menilai kompetensi mereka?aku rasa banyak cara yang lebih baik untuk pembuktian ini. Contohnya saja dengan acara adu argumen yang digelar oleh salah satu tv swasta. Menurutku cara ini lebih efektif dan tepat sasaran melebihi cara apapun (bahkan kalo dibandingkan dengan cara juru kampanye partai saat meneriakkan nama partainya di panggung, di depan massanya). Debate ini efektif karena dengan cara ini kita paling tidak bisa sedikit mengetahui bagaimana jalan berpikir para caleg atau bahkan capres cawapres kita. Terutama tentang potensi kejujuran mereka tentunya. Rakyat Indonesia udah bosan banget hidup dengan memberi makan si parasit, para koruptor yang terhormat! Aku ngerasa agak bingung juga mau nyontreng partai apa, caleg mana?!!! bayangin aja, ada 44 partai, trus kalo setiap partai ada 10 caleg, berarti aku harus milih dari 500 orang dong? Yang bahkan aku hampir sama skali gag kenal, gag tau gimana mereka, idealis mereka. Trus, apa ada saran untuk mencontreng? Apa kita hanya skedar contreng seenak tangan kita mencontreng. Atau dengan menghitung kancing? Huh,, super bingung. Trus gimana dengan golput? MUI sudah mengeluarkan fatwa kalo golput itu haram. Ada juga yang beranggapan, golput adalah sebuah kesaksian, jadi setiap harus menggunakan suaranya agar tidak terpilih pemimpin yang buruk. Paling tidak, kita harus memilih yang terbaik dari yang terburuk, bila memang begitu keadaannya.
Dengan diadakannya pemilu 2009 ini, semoga negara kita tercinta akan dapat menjadi lebih baik, dan tidak lupa mari kita senantiasa memanjatkan doa agar kita dapatkan pemimpin yang baik dari segala ha (mungkin memang tiada manusia yang sempurna, tapi paling yang mendekati sempurna lah,hehehehe..amin).
Subscribe to:
Posts (Atom)