Selamat malam.
Saya ingin bercerita sedikit tentang pengalaman training
pertama saya di tempat saya bekerja. Ini pengalaman pertama training saya
setelah setahun bekerja di sini.
Kemarin saya mendapat kesempatan untuk mengikuti sharing
session bertajuk “Achieving Excellence in Supply Chain” yang diadakan oleh PQM
Consultant. Lokasi training ada di hotel Aryaduta, Tugu Tani. Jujur ini adalah
pertama kalinya saya mendengar nama hotel ini. Langsung cus browsing di google
map hingga saya menemukan bahwa lokasi hotel Aryaduta dapat saya capai dengan
menggunakan APTB-Transjakarta berhenti di halte Kwitang, kemudian berjalan kaki
sejauh 300 an meter menuju hotel Aryaduta. Opsi
lain yang dapat dicoba adalah dengan menggunakan Commuter line. Nah cara
inilah yang saya pilih mengingat macet tidaknya jalanan darat tidak dapat
diterka.
So, dengan berbekal informasi dari google map, saya
mengetahui bahwa stasiun terdekat dari Hotel Aryaduta adalah stasiun
Gondangdia. Dari stasiun Gondangdia, saya perlu berjalan kaki sejauh kurang
lebih 1.3 km menuju hotel, atau kurang lebih 15 menit menurut google map.
Pagi itu saya meniatkan hati untuk bangun lebih awal, mandi
lebih awal, berangkat lebih awal, yaitu jam setengah 6 dari kos karena jadwal
sharing forum dimulai jam 8. Namun apa yang terjadi? Yes, saya bangun
kesiangan. Satu jam lebih siang daripada rencana awal. Saya segera mandi,
sedikit dandan dan langsung berangkat. Saya mengenakan kemeja batik kantor yang
colorful dan bawahan jeans. Jadi kesannya casual semi formal.
Beruntung jalanan di Bekasi Timur sedang bersahabat. Saya
mencapai stasiun bekasi dari Bulak Kapal hanya dengan 15 menit saja menggunakan
angkutan umum. Sesampainya di stasiun, sudah ada kereta yang akan berangkat.
Bisa ditebak, saya tidak mendapatkan kursi. Well, apa mau dikata, saya terburu
waktu. Kereta berangkat hampir jam 7 pagi dari stasiun Bekasi dan sampai di
stasiun Gondangdia jam setengah 8 tepat. Pada saat itu saya masih
menimbang-nimbang akan berjalan kaki atau menggunakan ojek. Namun ketika keluar
dari gerbang exit stasiun, saya merasa kehilangan arah dan bingung harus start
navigasi google map dari mana. Ke kanan atau ke arah kiri karena stasiun
Gondangdia mempunyai dua pintu. Saya putuskan bertanya kepada seorang penyedia
jasa ojek mengenai tarif menuju hotel Aryaduta.
“Rp 20.000 aja neng”, ujarnya.
“Rp 10.000 bang”, saya menjawab (asal tebak saja”.
Bapak ojek pertama menolak tawaran saya. Ok, lanjut saya
berjalan ke arah kiri (hanya feeling).
Banyak sekali penyedia ojek di sana. Dengan muka bingung
seperti saya, mereka sepertinya semakin bersemangat menawarkan jasa ojek
mereka.
“Ojek neng ojek neng,” mereka menawarkan jasa
bersahut-sahutan.
Berhenti di pertigaan jalan, saya menjawab tawaran seorang
bapak tukang ojek.
“Rp 10.000 ya bang ke hotel Aryaduta”,
“Wah Rp 15.000 neng, jalannya muter agak jauh.”
Saya sok jual mahal dan hendak meneruskan jalan kaki sambil
mengira-ngira ke mana saya harus berjalan. Celingak celinguk melihat
plang-plang nama jalan untuk mencocokkannya dengan informasi di google map.
“Tambah Rp 2000 aja neng”, ternyata Bapak Ojek kedua ini mau
menurunkan harganya.
Tanpa tawar lagi saya mengiyakan dan akhirnya saya menyerah
untuk meniatkan diri jalan kaki menuju lokasi training.
Sambil duduk di boncengan Bapak Ojek, saya menyimak
jalan-jalan yang dilalui. Ternyaa jalan yang saya ambil sudah benar. Keluar
dari gerbang exit stasiun Gondangdia, langsung keluar ambil pintu kiri. Jalan
sedikit hingga bertemu pertigaan. Menyeberang jalan dan belok ke kanan. Jalan
sedikit saja sudah ketemu jalan besar. Belok kanan, jalan sepanjang trotoar
kemudian menyeberang jalan lagi setelah bertemu perempatan dengan rambu-rambu
lalu lintas. Terlihat halte busway Tugu Tani di sana. Setelah menyeberang,
jalan lurus sebetar, sampa deh di hotel Aryaduta. Ternyata memang dekat dan
achieveable untuk dijangkau dengan jalan kaki.
Daerah ini adalah daerah perkantoran. Sebenarnya cukup
banyak lhoh orang-orang yang berjalan kaki di sekitar rute ini. Bahkan dari
stasiun Gondangdia juga. Hanya saja saat itu saya tidak sadar kalau orang-orang
itu sebenarnya searah dengan saya.
Suasana depan lobi Hotel Aryaduta Jakarta Pusat |
Lantai 7 hanya berisi kamar tamu hotel. Hmmm dari luar kamar
sih tampaknya hotelnya rapi, sama seperti hotel-hotel yang pernah saya datangi.
Ok, saya memutuskan menggunakan lift lagi untuk turun ke lantai 2. Untung saja
tidak ada tamu lain di dalam lift. Sambil harap-harap cemas saya berdoa supaya
saya dapat menggunakan lift tanpa kartu. Saya mencari-cari angka 2 tapi tidak
ada. Saya asal pencet tombol M tepat di bawah angka 3. Hingga sekarang saya
tidak mengerti kenapa lantai 2 disebut M. Kalau memang lantai M kenapa
undangannya disebutkan lantai 2, bukan lantai M. Ya kan?
Yes, lift mau jalan meskipun tanpa kartu. Alhamdulillah.
Saya gugup sekali karena khawatir akan terlambat. Saat lift berhenti di lantai
M, saya langsung keluar dan melihat-lihat. Sepertinya memang banyak
ruangan-ruangan meeting, bukan kamar tamu hotel. terlihat keramaian di ujung
lantai M dan saya berjalan dengan percaya diri ke sana. Exactly, inilah
lokasinya. Sudah banyak yang datang dan telah tersedia kopi dan snack.
Alhamdulillah, saya tidak sempat membeli sarapan tadi karena bangun terlambat.
Ternyata sharing session ini dimulai jam setengah 9. Jam 8 itu adalah waktu
mulai registrasi. Alamaak.
OKelah saya enak-enakkan minum the dan makan snack. Celingak
celinguk saya melihat orang-orang yang hadir. Serba berjas dan rapiiii.
Sepertinya saya salah kostum ini. Haduuuu
Hampir semuanya rata-rata sudah berumur setengah baya. Hanya
beberapa orang saja yang seumuran dengan saya. Mungkin hanya 5 dari 36 orang
peserta. Amanah pak bos terngiang-ngiang di pikiran saya. Create network ya.
Cari informasi tentang logistik sebanyak mungkin. Khususnya yang sesuai dengnan
bisnis kita. Oke Pak!
Saya berusaha bermuka tembok tebar senyum sana sini. Setelah
perut agak kenyang, saya berusaha menyapa orang-orang di sekitar tempat duduk
saya. Saya mengambil kursi paling depan. Dengan harapan ilmunya bisa langsung
cepat saya serap. Hehehe *tepatnya supaya tidak ngantuk karena sungkan*.
Yes, saya berhasil menyapa beberapa orang dan ternyata tidak
ada peserta dari perusahaan kompetitor dan hanya satu orang peserta yang
mewakili perusahaan logistik. Sebut saja Bapak A. Tak apalah sedikit pun boleh
daripada tidak ada inputan informasi sama sekali. Setelah basa basi sana sini
saya berhasil mendapatkan informasi mengenai tarif angkutan yang diterapkan
perusahaan Bapak A ini. Bapak A saat ini sedang menjalin kerjasama untuk
mengangkut salah satu brand FMCG terbesar di Indonesia. Menurut keterangan
Bapak A, mereka belum melakukan adjust ongkos terkait dengan fluktuasi harga
solar baru-baru ini yang diramalkan akan selalu bergejolak tiap 2 minggu sekali
selama tahun 2015 ini. Perusahaan A hanya menetapkan tarif batas atas dan bawah
sebesar 5% dari base price. Jadi selama tidak melebihi 5% atau -5%
perubahannya, ongkos angkut tidak akan di-adjust.
Well, setidaknya sepertinya perhitungan saya lumayan agak
keren ya *grin*. Saya sudah membuat tabel range yang mengcover perubahan harga
dari 5% hingga 15%, baik plus maupun minus dari base price.
Trainingnya berlangsung sangat menyenangkan. Tidak terasa
tiba-tiba sudah isoma. Materi training menarik, presenter menguasai materi, dan
yang paling penting, makanannya enaaak! Hahaha *tertawa lepas*. Saya mencoba
untuk bertanya di setiap sesi, mencocokkan dengan current case di tempat saya
bekerja. Strategi ini sangat ampuh lhoh mencegah mengantuk dan hilang
konsentrasi. Apalagi saya duduk di bangku paling depan. Sering eye contact
dengan presenter. Malu kalau nguap-nguap mulu.
Beberapa poin menarik yang saya catat dari sesi sharing ini
antara lain:
1. Stok adalah waste tetapi tidak semua stok adalah evil
2. Pekerjaan seorang procurement sangat strategis untuk bisnis perusahaan, jadi bukan hanya tukang beli-beli
3. Keputusan pembelian tidak hanya berdasarkan harga murah, melainkan perlu dihitung pula TCO nya (Total cost ownership). Atau kalau dalam istilah jawa namanya “ono rego ono rupo”. Jadi dalam memilih produk tidak hanya berdasarkan harganya yang miring, tetapi juga perlu diperhatikan impact setelah pembelian
4. Silo antar bagian menjadi penghalang utama dalam meraih supply chain yang baik karena masing-masing bagian sama sekali tidak mempertimbangkan bagian yang lain saat mengambil keputusan
Training bertema sharing pengalaman di bidang supply chain
ini berakhir jam 5 sore. Sangat disayangkan tidak ada foto bersama. Setelah mengambil
sertifikat, saya langsung cus ke musholla untuk sholat ashar. Setelah sholat
ashar saya duduk cantik di lobi menunggu cami *lope lope* menjemput sambil main game terbaru yang terinstal di tablet, GT Racing 2. NGueeeeennngggg...
No comments:
Post a Comment