Wednesday, June 25, 2014

Ini toh Batam *edisi pengalaman jelajah Batam

Sudah lama sekali ya libur posting di blog. Kebetulan saya sedang sok sibuk. Hihihii.. Di pos selanjutnya saya akan cerita soal kesibukan saya yang sampe bikin kamar sukses kayak kapal pecah. Tapi saya bahagia. Lhoh? Hahaha

Kali ini mau cerita pengalaman pertama saya menjejakkan kaki di Batam, Kepri alias Kepulauan Riau. Tidak pernah terbayang bakal mengunjungi Batam setelah kesempatan untuk bekerja di Batam setelah lulus kuliah saya tolak. Huhuhu.. 
So mari kita simak cerita pengalaman jalan-jalan saya ke Batam :)

Tujuan visiting adalah business trip tentunya. Dan tentu saja maksud hati pengen jalan-jalan juga *matabelo. Saya pergi ke Batam bersama Mb Tria dan Mas Dityo, rekan dari tim sales & marketing. Saya berangkat dari kos di Bekasi pagi-pagi buta. Lumayan bingung awalnya gimana cara sampai ke terminal kayuringin jam 3 pagi. Akhirnya beraniin coba aplikasi taxi Bluebird di android supaya bisa jemput pagi. Dan sukseeesss. Nice apps. Sangat recommended. Daripada nelponin cs bluebird lhoh, susahnya minta ampun buat nyambung doang. Kalau pake app android kan cuman modal pulsa internet *tetep ga mau rugi.

Balik lagi ke cerita journey ke Batam, yang paling saya suka dari business trip adalah naik pesawat Garuda. Hahaa.. katrok emang. Karena jarang-jarang pake Garuda kan. Bahkan baru tau rasanya Garuda ya dari business trip kantor. Dan sepertinya sekarang saya jadi lumayan ketagihan pakai Garuda Indonesia :) Tiket lebaran taun ini sukses pakai Garuda :) *salah fokus

Waktu terbang kira-kira 2 jam. Kami sampai di bandara international Hang Nadim sekitar pukul 9 pagi. Teriknya lumayan sama dengan Jakarta. Situasi bandara lumayan ramai. Sayang sekali toiletnya kurang bersih *saya bandingkan dengan Soekarno Hatta Airport. So jangan lupa untuk bawa tisu sendiri ya. Kemarin sih sepertinya tisunya belum di-replenish lagi. Jadi tisu bawaan saya berguna banget.

Dari bandara, kami dijemput oleh perwakilan dealer lalu bergegas ke tempat makan *padahal udah kenyang sarapan dari Garuda, hihihii. Pengen tau aja sih makanan khasnya Batam. Ternyata tempat makan yang dituju adalah sebuah warung yang cukup besar. Semacam food court, namanya Morning Bakery. Morning bakery ini ternyata populer and nge hits banget di Batam. Kalau jalan keliling-keliling Batam pasti nemu banyak cabangnya. Konsep tempat makannya sederhana, luas, target market semua usia sepertinya. Jenis makanan beragam, mulai dari roti-rotian semacam BreadT*lk, mi ayam, dll. Lupa ga fotoin menunya. Orang Batam nampaknya sangat menghargai karya bangsa sendiri. Konon katanya merk-merk roti luar malah jatuh bangkrut tidak mampu bersaing dengan si Morning Bakery ini. Morning Bakery buka pagi sekali pas jam sarapan. Malam tidak buka. 
Morning Bakery Batam Kepulauan Riau
Morning Bakery Batam


Saya pesan martabak daging ayam. Alasannya sih unik aja. Biasanya kan kita pakai daging sapi. 
Martabak daging ayam Batam
Martabal daging ayam Batam
Rasa martabaknya kurang lebih sama dengan martabak pada umumnya. Bedanya kulitnya lebih tipis. Harganya lumayan terjangkau *tapi saya lupa harganya, wkkwkkk. But believe me, jualan Morning Bakery murmer ko. Minuman yang cukup menarik perhatian kami adalah kopinya, kopi selamat pagi. Saya nggak nyobain kopinya, takut kambuh magnya. Katanya sih kopinya nikmat banget. So, kopi selamat pagi jadi salah satu oleh-oleh yang saya bawa. Harganya lumayan murah, belinya di pusat jual kopi. Maaf belum sempat foto :)


Selepas menjejali perut dengan snack dari Morning Bakery, kami menuju lokasi dealer, meeting, ke pelabuhan Batam dan selesai. Hehe business trip yang seharusnya dua hari kami libas jadi sehari supaya besok bisa bebas jalan-jalan, hahahha.

Kami memilih hotel Mercure untuk menginap semalam di Batam. As usual, detik-detik check in lumayan bikin deg-deg an karena budget hotel tipiiiss. Ahahhahaa.. 
Beruntung mb Tria mau share kamar jadi rada legaan deh. Kami dapat kamar twin, double bed, rate Rp 550.000. Ini harga corporate ya. Mungkin kalau harga personal jadi lebih mahal sedikit. 
Share twin bed hotel Mercure Batam
Penampakan kamar di Mercure hotel
Kamarnya cukup nyaman, lengkap dengan bathup dan wifi yang super cepet koneksinya. View depan jendela kamar adalah kolam renang, sayang sekali saya ga bawa baju renang :(

Sarapan dari Mercure cukup enak menurut saya. Saya lupa makan apa aja, yang jelas saya cobain semuanya kayak lagi di kondangan *maruk. Jarang-jarang menu hotel pas di lidah saya lhoh. Mercure ok banget food taste nya. Apalagi ada bubur sumsum *ngiler lagi.

Breakfast buffet Mercure Hotel of Batam
Breakfast Buffet of Mercure Hotel, Batam

Kuliner lain yang populer di Batam adalah sop ikan. Kami sempat singgah di restoran sekitar morning bakery untuk mencicipi semangkuk sop ikan. Lumayan kuatir awalnya pas diajakin nyobain makanan khas. Secara lidah saya pilih-pilih banget (lebih suka telor ceplok daripada rendang-rendangan). Entah penyakit pilih-pilih ini sudah sembuh atau emang sup ikannya nendang banget, yang jelas ini enaaak banget. Entah terbut dari bumbu apa yang jelas ada sedikit jahenya. Seger dan wajib coba buat yang ke Batam.

sup ikan Batam
Sup Ikan Batam
Keliatan seger banget kan? Saya pilih yang seafood. Jadi isi supnya komplit mulai dari ikan, bakso ikan, udang juga ada. Mantap..

Makan malam kami pilih foodcourt khas Batam lagi. Menunya tidak jauh beda dengan foodcourt mana pun. Hanya suasanya yang pasti beda. Kalau saya pikir-pikir, lumayan mirip dengan konsep tempat makan di Vietnam karena di sini juga bebas minum bir dan sejenisnya. Tempatnya ramai banget, again, dari berbagai gender dan usia. Ini seperti pusat hiburan Batam selain Mall. 

suasana malam di Foodcourt batam
Suasana malam di Foodcourt Batam
Selain membawa pulang kopi selamat pagi, saya juga membeli coklat di mall Nagoya Hill. Mb Tria dan Mas Dityo juga membeli beberapa keychain bertuliskan Batam dan Singapore. What Singapore? Yup Singapore emang tetanggaan banget sama Batam. Nyebrang ke Singapore cuman butuh Rp 2 ratus ribuan. Sayangnya kami tidak ada cukup waktu untuk main ke sana. Katanya ga perlu pakai passport juga lhoh.

Balik lagi ke Nagoya hill, banyak banget barang souvenir Singapore yang dijual di sini dan harganya much much cheaper than beli di Singapore *berdasarkan pengalaman ke Bugis Street Singapore setahun lalu. Di luar itu, seperti tas, ikat pinggang, parfum, elektronic gadget, harganya tidak beda jauh dengan harga di luar Batam.

Sebelum pulang ke Jakarta, kami menyempatkan diri mengunjungi pulau Galang, atau dikenal dengan camp Vietnam. Jaraknya sekitar 15 km dari pusat kota dan cukup ditempuh setengah jam saja. Satu hal yang baru saya tau mengenai Batam adalah bahwa ada banyak pulau yang membentuk Batam. Pulau-pulau tersebut dihubungkan dengan jembatan seperti jembatan Suramadu (Surabaya Madura). Sangat indah. These bridges become the icon of Batam. Sesampainya di pulau Galang, kami hanya mengunjungi kuilnya karena sedang ada perbaikan jalan. Sayang sekali.

So, that's my story about journey to Batam. I hope it helps anyone who wants to find some information about Batam. See ya on next post :)














No comments:

Post a Comment