Wednesday, September 17, 2014

Belajar Bekerja secara Total

Saya benar-benar merasa diingatkan setelah kejadian ini. Masih ingat dengan posting saya tentang jasa terjemah kan? Ada sedikit kejadian menarik dengan klien saya. Dia seorang mahasiswa yang meminta bantuan jasa saya untuk proofread thesisnya. Ini kali pertama saya proofread thesis. Sebelumnya saya hanya proofread modul buku, dan artikel.
Cerita bermula dari klien yang meminta saya untuk memproofread thesisnya dalam bahasa Inggris. Setelah sepakat dengan harga, dia meminta untuk saya mengirim hasil terjemah setiap hari. Terus terang saya kurang sreg bila harus bekerja dengan sistem demikian. Karena jadi repot dengan due date dan payment system yang telah saya tetapkan. Di rule awal, sesuai posting, saya meminta klien untuk memberi uang DP sebelum penyelesaian proyek dan melunasi tepat saat saya mengirim file hasil proofread/translate. 

Kembali lagi ke cerita klien ini, akhirnya saya menyanggupi untuk setor hasil proofread per hari sejumlah 1.000 kata per hari dengan catatan payment dibayar tiap pengiriman hasil terjemah. As soon as possible. Setelah pengiriman selesai beberapa hari, tugas saya selesai, bahkan saya kirim file sebelum deadline, tibalah saat saya mengingatkan klien untuk melakukan payment. 

Dari permintaan payment, drama dimulai. 
jasa translate terjemah proofread


Jujur, pada awalnya saya merasa sangat tersinggung dengan balasan chatting klien. Bagaimana tidak, sungguh kasar bahasa yang dia ungkapkan. Saya paham dia orang kaya, mencari data thesis saja di luar negeri. Namun tidak berarti bahwa orang yang tidak sekaya Anda tidak punya nilai lhoh. Lihat saja, buktinya dia butuh jasa saya untuk memperbaiki thesisnya. 
Seketika saya teringat dengan cerita sinetron saat si kaya menghina dina si miskin *korban sinetron*. 
Whaatttt... sungguh mendidih kepala saya. Semua kata-kata yang jelek-jelek melintas rapi di otak, bersiap untuk dikeluarkan lewat balasan chatting. Alhamdulillah saya masih bisa berpikir lebih dengan kepala dingin. Satu hal, saya teringat lagi dengan sinetron saat seorang marah-marah dengan umpatan kasar, terlepas bila semua yang dikatakannya adalah benar, menyebabkan lnya terlihat kampungan. Yaa, dalam pikiran saya bertekad untuk bersikap dingin saja dan profesional. Ini tentang bisnis freelance saya. Jadi saya harus menjaga nama baik sebaik-baiknya dong.

Setelah beberapa menit, payment telah tertransfer ke rekening saya. Memang nominalnya sangat jauh dari besar, sehingga sepertinya cukup disepelekan, dan saya terlalu teguh memegang prinsip on time saya. Saya masih ingat dengan klien yang lain, yang juga menunda payment hingga berapa hari. Namun tidak ada konflik di proyek tersebut karena dia selalu memberi update mengenai kesulitan yang dia temui dengan bagian keuangan di perusahaannya. Dengan update dan informasi semacam ini, tentu saja saya menjadi lebih secure dan tidak merasa diacuhkan. 

Setelah konfirmsi transfer klien proofread thesis ini meminta maaf kepada saya. Sepertinya dia sadar telah berkata kurang pantas ya. Setelah meminta maaf dia memuji hasil kerja saya *oke saya dilambungkan setelah dijatuhkan ke dasar*. Saya benar-benar tidak menyangka bahwa dia akan menyampaikan kepuasan atas pekerjaan saya. Selain itu, dia juga memberikan masukan supaya saya lebih informatif kepada customer. 

Saya kaget. Sekali lagi, tidak menyangka bahwa seorang yang tinggi hati akan mengatakan ini. Saya tersadar dan teringat bagaimana saya mengerjakan proyek dia. Saya segera memohon maaf darinya bila ada hal-hal yang membuatnya merasa tidak nyaman selama bekerja sama dengan saya. Saya khawatir bila mengerjakan proofread thesis itu dengan kurang total. 

Sepertinya tanpa sadar saya menjadi kurang komunikatif dengan customer saya, karena thesisnya cukup menguras tenaga saya. Bagaimana tidak, hampir setiap kata dan kalimat harus saya revisi *lap keringet*. Kesalahan saya adalah saya merasa tidak ikhlas karena berasa mengerjakan skripsi lagi. Saya merasa bersalah sekali. Terlepas dari bagaimanapun tipe, watak, status, strata, tingkah polah klien, customer, tetaplah adalah seorang pembeli yang harus memperoleh pelayanan terbaik. Terlepas juga dari jumlah, skala, quantity, nilai, atau nominal dari proyek yang saya terima. Terima kasih sudah diingatkan. Saya merasa lebih bersemangat menjalankan bisnis freelance translate proofread ini, dengan kekuatan maksimal. Saya berjanji, next time saya akan lebih cooperative dengan customer, jujur dengan fee dan beban kerja saya, dengan harapan bahwa pihak saya dan customer bisa menerima hasil terbaik.

Update:
Minggu lalu saya memperoleh klien lagi yang meminta untuk mengecek abstract thesisnya. Bermodal pengalaman sebelumnya, saya cukup detail dalam memberikan informasi terkait dengan fee, bobot materi, dan time range penyelesaian. Alhamdulillah, kali ini super lancar, aman terkendali. Customer puas, saya lebih puas lagi 😆

No comments:

Post a Comment